Minggu, 14 Juli 2013

>> GANGGUAN PSIKOSOMATIK

A. Pengertian Psikosomatik

Gangguan psikosomatik adalah gangguan jiwa yang dimanifestasikan pada gangguan susunan saraf vegetatif yang sebagian besar disebabkan oleh permusuhan,depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi. Gangguan ini menggambarkan interaksi yang erat antara jiwa (psycho) dan badan (soma). Ada istilah lain yang digunakan untuk menjelaskan gangguan psikosomatik, yaitu gangguan psikofisiologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (yaitu gangguan psikosomatik ), menyatakan bahwa factor psikologis secara merugikan mempengaruhi kondisi medis seseorang dalam salah satu dari bermacam –macam cara. Factor – factor tersebut mempengaruhi perjalanan kondisi medis umum, dimana ditunjukkan oleh hubungan temporal yang erat antara faktor psikologis dengan perkembangan atau eksaserbasi dari atau pemulihan yang lambat dari kondisi umum.

B. Penyebab Gangguan Psikosomatik
Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam tubuh. Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (rontgen).
Biasanya penderita datang kepada dokter dengan keluhan-keluhan, tetapi tidak didapatkan penyakit atau diagnosis tertentu, namun selalu disertai dengan keluhan dan masalah. Pada 239 penderita dengan gangguan psikogenik Streckter telah menganalisis gejala yang paling sering didapati yaitu 89% terlalu memperhatikan gejala-gejala pada badannya dan 45% merasa kecemasan, oleh karena itu pada pasien psikosomatis perlu ditanyakan beberapa faktor yaitu:
- Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, hubungan dengan dengan keluarga dan orang lain, minatnya, pekerjaan yang terburu-buru, kurang istirahat.
- Faktor perkawinan, perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan.
- Faktor kesehatan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, tembakau.
- Faktor psikologik, stres psikologik, keadaan jiwa waktu dioperasi, waktu penyakit berat, status didalam keluarga dan stres yang timbul.

Permusuhan, depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi adalah akar dari sebagian besar gangguan psikosomatik, factor predisposisi yang menyebabkan terjadinya gangguan psikosomatik berdasarkan teori – teori utama psikosomatik adalah sebagai berikut :

1. Teori Psikososial

Individu – individu memperlihatkan respon – respon psikologis spesifik untuk emosi – emosi tertentu. Sebagai contoh, dalam berespon terhadap emosi marah, seorang individu mungkin mengalami vasokontriksi perifer, yang menghasilkan suatu peningkatan tekanan darah. Dengan emosi yang sama, pada individu yang lain mungkin menimbulkan respon vasodilatasi serebral yang dimanifestasikan dengan suatu sakit kepala migraine.

2. Teori Biologis

Kelainan psikofisiologis terjadi saat tubuh terpajan pada stress yang berkepanjangan, sehingga menghasilkan sejumlah pengaruh fisiologis di bawah control langsung dari aksis hipofisis adrenal. Kecenderungan genetic mempengaruhi system organic yang akan dipengaruhi dan menentukan jenis kelainan psikosomatik yang akan berkembang dalam diri seorang individu.

3. Teori Dinamika Keluarga

Kecenderungan dari individu – individu yang merupakan anggota keluarga dari suatu system keluarga yang disfungsional, dimana menggunakan masalah – masalah psikofisiologis untuk menutupi konflik – konflik interpersonal. Ansietas dalam suatu situasi keluarga disfungsional dipindahkan dari konflik yang terjadi terhadap individu yang sakit.

Ansietas menurun, konflik dihindari dan individu tersebut menerima penghargaan

yang positif untuk gejala – gejala yang dialaminya. Situasi tersebut tampaknya lebih nyaman, tapi masalah yang sesungguhnya tetap belum terpecahkan. penyebab timbulnya gangguan

psikosomatik yaitu karena :

Penyakit organik dahulu

Penyakit organi yang dulu pernah di derita dapat menimbulkan predisposisi untuk timbulnya gangguan psikosomatik pada bagian tubuh yang pernah sakit itu. Misalnya pernah ada trauma kepala sehingga menderita sakit kepala sesudahnya, lalu kelak bila terjadi suatu konflik, maka mungkin timbul lagi sakit kepala; dulu menderita disentri, lalu kemudian dalam emosi tertentu timbullah keluhan pada saluran pencernaan.

Identifikasi dengan seseorang yang sakit

Penderita itu sangat merasakan penyakit orang lain yang secara tidak sadar di identifikasinya. Misalnya sering sakit perut sesudah usus buntu anaknya dioperasi ; istri mengeluh tentang pernafasan sesudah suaminya meninggal dunia karena TBC paru – paru ; sering sakit kepala waktu saudaranya di rawat di rumah sakit karena meningo – ensefalitis

Tradisi dan adat istiadat

Tradisi keluarga dapat mengarahkan emosi kepada fungsi tertentu. Misalnya, bila menu diet terlalu diperhatikan maka mungkin nanti sering mengeluh tentang lambung; bila sering ditaku takuti tentang hal – hal seksual, dan konflik tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka timbul impotensi, ejakulasi, prekok atau dismenore

Emosi yang menjelma secara simbolik elementer

Suatu emosi menjelma secara simbolik elementer menjadi sustu gangguan fisik tertentu. Misalnya bila seseorang cemas, maka timbul keluhan pada jantung; rasa benci menimbulkan rasa ingin muntah; emosi atau afek yang salah terhadap kesucian dapat menimbulkan impotensi atau frigiditas

Kepercayaan dan anggapan masyarakat

Dapat ditentukan juga oleh kebiasaan, anggapan dan kepercayaan masyarakat disekitarnya. Misalnya, anggapan bahwa klimakterium menyebabkan wanita yang mengalaminya sakit, maka seorang wanita yang mengalami klimakterium dan berada disekitar masyarakat dengan anggapan seperti itu akan mengeluh sakit. Mudah atau sukarnya suatu gangguan psikosomatik tergantung sebagian besar pada kematangan kepribadian individu, berat dan lamanya konflik pada kejiwaan. Konflik pada kejiwaan yang berlangsung lama, terus menerus dan tanpa penyelesaian akan menimbulkan ketegangan pada jiwa serta perasaan tidak nyaman

C. Pengelompokan Gangguan Psikosomatik

penderita di dalam kelompok gangguan psikosomatik menderita gangguan psikosomatik klasik seperti ulkus peptikum dan colitis ulseratif. Dalam proses penyakit tersebut, ditemukan faktor emosional tertentu.

Penderita gangguan psikosomatik secara umum dibagi menjadi 3 golongan, yakni :

1. Mengeluh tentang badannya, tetapi tidak terdapat penyakit badaniyah yang dapat menyebabkan keluhan – keluhan atau tidak di temukan kelainan organic

2. Terdapat kelainan organic, tetapi yang utama menyebabkannya ialah factor psikologik

3. Terdapat kelainan organic, tetapi terdapat juga gejala – gejala lain yang timbul bukan sebeb penyakit organic tersebut, akan tetapi karena factor psikologik ; factor psikologik ini mungkin timbul disebabkan penyakit organic tadi, misalnya kecemasan. Gangguan psikosomatik dapat timbul bukan saja pada orang yang berkepribadian atau emosi labil, tapi juga pada orang dengan emosi stabil, ataupun pada orang dengan gangguan kepribadian dan pada orang dengan psikosa.

D. Gejala – gejala gangguan psikosomatik

Gejala – gejala gangguan psikosomatik merupakan gejala – gejala yang biasa dkenal dengan fungsi faaliah, hanya saja secara berlebihan.gejala – gejala ini biasanya hanya dirasakan pada satu organ tubuh saja, tetapi kadang – kadang juga berturut – turut atau serentak beberapa organtubuh terganggu. Keluhan yang disampaikan penderita gangguan psikosomatik biasanya keluhan fisik, sangat jarang yang mengeluh tentang kecemasan, depresi dan ketegangannya.

Para penderita psikosomatik, umumnya mengeluhkan gangguan yang berkaitan dengan sistem organ, seperti :
1. Kardio-vaskuler: keluhan jantung berdebar-debar, cepat lelah
2. Gastro-intestinal: keluhan ulu hati nyeri, mencret kronis
3. Respiratorlus: keluhan sesak napas, asma
4. Dermatologi: keluhan gatal, eksim
5. Muskulo-skeletal: keluhan encok, pegal, kejang
6. Endokrinologl: keluhan hipertiroidi, hipotiroidi, dismenorea
7. Urogenital: kehuhan masih ngompoh, gangguan gairah seks
8. Serebro vaskuler: keluhan pusing, sering lupa, sukar konsentrasi, kejang epilepsi.
Selain itu, masalah kejiwaan yang menyertainya yaitu gejala anxietas dan gejala depresi.
Ciri-ciri Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain seperti :
1. Pegal-pegal
2. Nyeri di bagian tubuh tertentu
3. Mual,muntah, kembung dan perut tidak enak
4. Sendawa
5. Kulit gatal, kesemutan, mati rasa
6. Sakit kepala
7. Nyeri bagian dada,punggung dan tulang belakang
Keluhan itu biasanya sering terjadi dan terus berulang serta berganti-ganti atau berpindah-pindah tempat, dirasa sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering periksa ke dokter.
D. PENANGANAN PSIKOSOMATIS
Pengobatan gangguan psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan beberapa cara dengan mempertimbangkan pengobatan somatis (berorientasi pada organ tubuh yang mengalami gangguan), pengobatan secara psikologis (psikoterapi dan sosioterapi) serta psikofarmakoterapi (penggunaan obat-obatan yang berhubungan dengan psikologi). Metode mana yang kemudian dipilih oleh dokter sangat tergantung pada jenis kasus dan faktor-faktor yang terkait dengannya.
Pada kasus tahap awal, biasanya pengobatan hanya ditujukan kepada faktor somatis (fisik). Hal ini dapat menyebabkan penyakit timbul kembali dan yang lebih parah akan menurunkan kepercayaan pasien akan kemungkinan penyakitnya sembuh yang sebenarnya akan memperparah kelainan psikosomatiknya sendiri. Akan tetapi memang agak sulit untuk membedakannya dengan gangguan psikosomatis sehingga baru dapat dibedakan bila kejadiannya telah berulang. Disinilah perlunya psikoterapi sebagai pendamping terapi somatik.
Perlu dipertimbangkan penggunaan psikofarmaka (obat-obat yang biasa digunakan dalam bidang psikologi) karena mungkin gangguan psikologis yang diderita berhubungan dengan kondisi kimiawi di otak yang mengalami ketidakseimbangan.
Dewasa ini therapy dengan menggunakan metode Hipnosis sudah mulai dapat diterima di beberapa kalangan medis. HIPNOSIS dan hipnoterapi dari hari ke hari kian banyak “penggemarnya”. Bahkan, tak hanya orang dewasa yang menjalani terapi tersebut untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit, tetapi juga anak-anak yang mempunyai kesulitan belajar di sekolahnya. Hipnoterapi memang merupakan salah satu cara yang sangat mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar, melakukan reedukasi, dan menyembuhkan pikiran yang sakit.



E. Pencegahan Gangguan Psikosomatik

Pencegahan adalah suatu bentuk pelayanan yang akan membantu pasien dankeluarga untuk menurunkan factor resiko terhadap penyakit. ada beberapastrategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress, yakni :

1. Membangun kebiasaan baru. Misalnya, seorang ibu yang memutuskanberhenti bekerja untuk mengurus anaknya, yang akhirnya merasa bosan tidakada kegiatan ketika anak – anaknya dewasa

2. Menghindari perubahan yaitu upaya yang dilakukan untuk tidak melakukanperubahan yang tidak perlu atau dapat ditunda

3. Menyediakan waktu yaitu menyediakan waktu tertentu atau membatasi waktuuntuk memfokuskan diri beradaptasi dengan stressor.

4. Pengelolaan waktu. Hal ini berguna untuk seseorang yang tidak dapatmengerjakan berbagai hal dalam waktu yang bersamaan

5. Modifikasi lingkungan

6. Katakan ‘tidak’. Hal ini merupakan salah satu cara lain mengurangikecemasan, atau perasaan tidak menyenangkan.

7. Mengurangi respon fisiologis terhadap stress seperti latihan teratur,

memperbaiki nutrisi dan diet, istirahat, meningkatkan respon perilaku danemosi terhadap stress, memanfaatkan system pendukung (keluarga danteman), meningkatkan harga diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar