Minggu, 14 Juli 2013

>> BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). (FKUI. Hal : 1051)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong. Hal : 423)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram bukan bayi prematur (WHO. 1961)

2. Klasifikasi

BBLR dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Prematuritas murni

Adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NBK. SMK).

b. Dismaturitas

Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (KMK) (FKUI. Hal : 1052)


3.Etiologi

Menurut penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibagi :

a. Faktor ibu

1) Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan

(toksemia gravidarum, perdarahan ante partum, trauma fisik dan psikologis, atau penyakit lain seperti : nephritis akut, diabetes mellitus, infeksi akut) atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.

2) Usia

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan pada multi gravidarum, yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat.

3) Keadaan sosial ekonomi

Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.

b. Faktor janin

Hidramion, kehamilan ganda, umumnya akan mengakibatkan lahir bati BBLR. (FKUI. Hal : 1052)



4. Manifestasi Klinis

a. Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan :
Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus partus prematurus dan lahir mati.
Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat, walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya.
Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toxemia gravidarum.

b. Setelah bayi lahir dibedakan antara bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin, bayi prematur, bayi prematur dan bayi KMK
Bayi prematur

- Vernik kaseosa sedikit/tidak ada

- Jaringan lemak bawah kulit sedikit

- Tulang tengkorak lunak mudah bergerak

- Menangis lemah

- Kulit tipis, merah dan stranparan

- Tonus otot hipotoni
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin

- Tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas

- Kulit tipis, kering, berlipat-lipat mudah di angkat

- Abdomen cekung atau rata

- Tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin sama dengan bayi KMK

(Mochtar, hal : 448)



5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Studi cairan amniotic, dilakukan selama kehamilan untuk mengkaji maturitas janin.

b. Darah lengkap : penurunan hemoglobin/hemotrokrit (Hb/Ht) mungkin kurang dari 10.000 /m3 dengan pertukaran ke kiri (kelebihan dini netrofil dan pita) yang biasanya dihubungkan dengan penyakit bakteri berat.

c. Golongan darah : menyatakan potensial inkompatibilitas ABO.

d. Kalsium serum : mungkin rendah.

e. Elektrolit (Na, k, cl).

f. Penentuan RH dan contoh langsung (bila ibu Rh negatif positif) : menentukan inkompatabilitas.

g. Gas darah arteri (GDA) : PO2 menurun, PCO2 meningkat, asidosis, sepsis, kesulitan nafas yang lama.

h. Laju sedimentasi elektrolit : meningkat menunjukan respon inflamasi akut.

i. Protein C reaktif (beta globulin) ada dalam serum sesuai dengan proporsi beratnya proses radana enfeksius.

j. Trombosit : trombositopenia dapat menyertai sepsis.

k. Test shoke aspirat lambung : menentukan ada/tidaknya surfaktan. (Doengoes, hal : 634)



6. Penatalaksanaan Medis

a. Pengaturan suhu lingkungan

Terapi inkubator, dengan pengaturan suhu BB <>oC, BB 2 kg – 2,5 kg : 45 oC, suhu inkubator diturunkan 1 oC setiap minggu, sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan setiap 24 – 27 oC.

b. Makanan bayi berat badan baru lahir (diet)

Umumnya arefleks menghisap belum sempurna. Kapasitas lambung masih kecil dan daya enzim pencernaan(lipase) masih kurang. Pemberian makanan dilakukan menggunakan pipet sedikit namun sering, perhatikan kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi)

(Mochtar, 1998, hal : 449)

7. Prognosis BBLR

Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognasis akan lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial, hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah.

8. Komplikasi

a. Aspirasi mekonium, yang diikuti pneumothorax, disebabkan oleh distress pada persalinan.

b. Pada bayi KMK mempunyai hubungan yang tinggi yang mungkin disebabkan hipoksia kronik di dalam uterus, pada keadaan ini harus dilakukan partial plasma dengan segera, bila tidak akan timbul gejala kejang hipotoni.

c. Hipoglikemi, karena berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningkat metabolisme.

d. Aspiksia, perdarahan paru pasif, hipotermia, catat bawaan akibat kelainan kromosom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar